PENGUATAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN MELALUI KEGIATAN MEMUNGUT SAMPAH SELAMA LIMA MENIT
Oleh: Nofi Alfiyah
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pendidikan karakter adalah pendidikan yang menekankan pada proses pembentukan karakter kuat pada anak didik. Pendidikan karakter seharusnya ditanamkan kepada anak sedini mungkin. Hal ini karena pendidikan karakter merupakan proses yang menyeluruh sehingga tidak dapat dilakukan secara instan. Pembentukan itu harus dilakukan bertahap dan sedikit demi sedikit. Karakter kuat yang dimiliki seseorang diharapkan mampu menyiapkan peserta menghadapi tantangan global dalam mempersiapkan masa depannya. Lebih jauh lagi diharapkan dapat mengatasi solusi kesemprawutan masalah yang ada di Indonesia. Mulai dari tindakan korupsi, anarki, serta skandal-skandal yang dibuat oleh anggota-anggota dewan yang semakin memprihatinkan.
Kondisi Indonesia yang memprihatinkan tersebut dikarenakan karakter penduduk di Indonesia tidak kuat dan cenderung labil. Karakter yang tidak kuat merupakan tanggung jawab pendidikan yang kurang menekankan pada pendidikan karakter. Karakter yang kuat dapan menjadikan seseorang menjadi tangguh dan tidak mudah goyah pada pengaruh negatif. Pendidikan karakter harus ditanamkan agar Indonesia menjadi lebih baik.
Kebiasaan-kebiasaan
sederhana yang sebaiknya dilakukan pun mulai kurang diperhatikan, seperti
halnya karakter peduli terhadap lingkungan. Kesadaran masyarakat terhadap
lingkungan semakin rendah. Terlihat dari semakin menumpuknya sampah di
tempat-tempat yang seharusnya bebas dari sampah. Hal inilah yang menjad
keprihatinan dunia pendidikan yang seharusnya menanamkan penguatan karakter
sejak di bangku sekolah.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang tersebut disampaikan rumusan masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana
konsep pendidikan karakter?
2. Bagaimana
penguatan karakter peduli lingkungan melalui kegiatan lima menit memungut sampah?
C. Tujuan
Adapun
tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Memaparkan
konsep pendidikan karakter.
2. Memaparkan penguatan karakter peduli lingkungan melalui kegiatan lima menit memungut sampah.
KAJIAN PUSTAKA
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Konsep
Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan guru, yang mampu
mempengaruhi karakter peserta didik. Guru membantu membentuk watak peserta
didik. Hal ini mencakup keteladanan bagaimana perilaku guru, cara guru
berbicara atau menyampaikan materi, bagaimana guru bertoleransi, dan berbagai
hal terkait lainnya.
Pendidikan karakter berpijak dari karakter dasar manusia, yang bersumber dari
nilai moral universal (bersifat absolut) yang bersumber dari agama yang juga
disebut sebagai the golden rule. Pendidikan
karakter dapat memiliki tujuan yang pasti, apabila berpijak dari nilai-nilai
karakter dasar tersebut. Menurut para ahli psikolog, beberapa nilai karakter
dasar tersebut adalah: cinta kepada Allah dan ciptaann-Nya (alam dengan
isinya), tanggung jawab, jujur, hormat dan santun, kasih sayang, peduli, dan
kerjasama, percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah, keadilan
dan kepemimpinan; baik dan rendah hati, toleransi, cinta damai, dan cinta
persatuan. Pendapat lain mengatakan bahwa karakter dasar manusia terdiri dari:
dapat dipercaya, rasa hormat dan perhatian, peduli, jujur, tanggung jawab;
kewarganegaraan, ketulusan, berani, tekun, disiplin, visioner, adil, dan punya
integritas. Penyelenggaraan pendidikan karakter di sekolah harus berpijak
kepada nilai-nilai karakter dasar, yang selanjutnya dikembangkan menjadi
nilai-nilai yang lebih banyak atau lebih tinggi (yang bersifat tidak absolut
atau bersifat relatif) sesuai dengan kebutuhan, kondisi, dan lingkungan sekolah
itu sendiri.
Berdasarkan grand design yang dikembangkan Kemendiknas (2010),
secara psikologis dan sosial kultural pembentukan karakter dalam diri individu
merupakan fungsi dari seluruh potensi individu manusia (kognitif, afektif,
konatif, dan psikomotorik) dalam konteks interaksi sosial kultural (dalam
keluarga, sekolah, dan masyarakat) dan berlangsung sepanjang hayat. Konfigurasi
karakter dalam konteks totalitas proses psikologis dan sosial-kultural tersebut
dapat dikelompokkan dalam: Olah Hati (Spiritual and emotional
development) , Olah Pikir (intellectual development), Olah
Raga dan Kinestetik (Physical and kinestetic
development), dan Olah Rasa dan Karsa (Affective and Creativity development).
B. Penguatan
Karakter Peduli Lingkungan Melalui Kegiatan Memungut Sampah Selama Lima Menit
Pembudayaan karakter peduli lingkungan adalah penanaman dan
penumbuhkembangan sikap atau watak untuk peduli terhadap lingkungan yang kita
diami dengan bergai kegitan seperti membuang sampah pada tempatnya, mengadakan
satu hari bersih sampah dan pembuatan jadwal menyapu di kelas (Surya, 2014).
Faktor yang menjadi kendala pembudayaan sikap peduli lingkungan meliputi faktor lingkungan dan faktor hubungan anak dengan
masyarakat. Untuk membiasakan anak selalu peduli terhadap lingkungan perlu
pendidikan karakter ini dimulai dari lingkungan keluarga, sekolah dan
masyarakat. Dengan pendidikan karakter peduli lingkungan ini anak mempunyai
bekal pengetahuan tentang pentingnya menjaga lingkungan agar anak menjadi
manusia yang sehat jasmani dan rohani.
Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk menguatkan
karakter peduli lingkungan yaitu dengan kegiatan memungut sampah selama lima
menit. Kegiatan ini cukup sederhana, diawali dengan siswa yang berkumpul
bersama di lapangan sekolah. Kemudian siswa dibentuk kelompok-kelompok untuk
menempati seluruh sudut sekolah. Setelah itu, bel panjang dibunyikan untuk
semua siswa memungut sampah di sekitar mereka selama lima menit. Semua sampah
yang telah diambil dikumpulkan dalam satu tempat.
Penguatan karakter peduli lingkungan dapat dibangung dari
kegiatan ini. Setidaknya, siswa belajar untuk membersihkan lingkungan selama
lima menit. Hasil dari kegiatan ini dapat dilihat dengan lingkungan yang
semakin bersih dan bebas dari sampah berserakan. Melalui pembiasaan yang
sederhana ini, siswa akan terbiasa untuk membuang sampah pada tempatnya. Dimulai
dari hal yang sederhana, siswa akan terbiasa dengan kebiasaan-kebiasaan lain
dan akan semakin peduli terhadap lingkungan.
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Pendidikan karakter harus
dimulai sejak dini dan dimulai dari sesuatu yang sederhana. Selain itu, semua
pihak harus terlibat dalam penguatan pembetukan karakter seseorang, mulai dari
lingkungan keluarga, tempat tinggal, dan juga sekolah sebagai rumah kedua
seorang siswa.
B. Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan berdasarkan
penjabaran makalah ini sebagai berikut.
1. Orangtua dan guru harus sadar akan kebutuhan penguatan
karakter seorang anak.
2. Dukungan dari lingkungan sangat diperlukan agar karakter
baik yang telah terbangun menjadi semakin kuat.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar