Selasa, 13 Oktober 2020

Artikel Penguatan Karakter

 


PENGUATAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN MELALUI KEGIATAN MEMUNGUT SAMPAH SELAMA LIMA MENIT

Oleh: Nofi Alfiyah

 BAB I

PENDAHULUAN


A.      Latar Belakang

Pendidikan karakter adalah pendidikan yang menekankan pada proses pembentukan karakter kuat pada anak didik.  Pendidikan karakter seharusnya ditanamkan kepada anak sedini mungkin. Hal ini karena pendidikan karakter merupakan proses yang menyeluruh sehingga tidak dapat dilakukan secara instan. Pembentukan itu harus dilakukan bertahap dan sedikit demi sedikit. Karakter kuat yang dimiliki seseorang diharapkan mampu menyiapkan peserta menghadapi tantangan global dalam mempersiapkan masa depannya. Lebih jauh lagi diharapkan dapat mengatasi solusi kesemprawutan masalah yang ada di Indonesia. Mulai dari tindakan korupsi, anarki, serta skandal-skandal yang dibuat oleh anggota-anggota dewan yang semakin memprihatinkan.

Kondisi Indonesia yang memprihatinkan tersebut dikarenakan karakter penduduk di Indonesia tidak kuat dan cenderung labil. Karakter yang tidak kuat merupakan tanggung jawab pendidikan yang kurang menekankan pada pendidikan karakter. Karakter yang kuat dapan menjadikan seseorang menjadi tangguh dan tidak mudah goyah pada pengaruh negatif. Pendidikan karakter harus ditanamkan agar Indonesia menjadi lebih baik.

Kebiasaan-kebiasaan sederhana yang sebaiknya dilakukan pun mulai kurang diperhatikan, seperti halnya karakter peduli terhadap lingkungan. Kesadaran masyarakat terhadap lingkungan semakin rendah. Terlihat dari semakin menumpuknya sampah di tempat-tempat yang seharusnya bebas dari sampah. Hal inilah yang menjad keprihatinan dunia pendidikan yang seharusnya menanamkan penguatan karakter sejak di bangku sekolah.

 

B.       Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut disampaikan rumusan masalah sebagai berikut.

1.      Bagaimana konsep pendidikan karakter?

2.      Bagaimana penguatan karakter peduli lingkungan melalui kegiatan lima menit memungut sampah?

 

C.       Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut.

1.      Memaparkan konsep pendidikan karakter.

2.      Memaparkan penguatan karakter peduli lingkungan melalui kegiatan lima menit memungut sampah.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

 

               Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti: sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain; karakter juga bisa bermakna "huruf". Menurut (Ditjen Mandikdasmen-Kementerian Pendidikan Nasional), karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat.

                Karakter mulia berarti individu memiliki pengetahuan tentang potensi dirinya, yang ditandai dengan nilai-nilai seperti reflektif, percaya diri, rasional, logis, kritis, analitis, kreatif dan inovatif, mandiri, hidup sehat, bertanggung jawab, cinta ilmu, sabar, berhati-hati, rela berkorban, pemberani, dapat dipercaya, jujur, menepati janji, adil, rendah hati, malu berbuat salah, pemaaf, berhati lembut, setia, bekerja keras, tekun, ulet/gigih, teliti, berinisiatif, berpikir positif, disiplin, antisipatif, inisiatif, visioner, bersahaja, bersemangat, dinamis, hemat/efisien, menghargai waktu, pengabdian/dedikatif, pengendalian diri, produktif, ramah, cinta keindahan (estetis), sportif, tabah, terbuka, tertib. Individu juga memiliki kesadaran untuk berbuat yang terbaik atau unggul, dan individu juga mampu bertindak sesuai potensi dan kesadarannya tersebut (Sudrajat, Akhmad, 2010). Karakteristik adalah realisasi perkembangan positif sebagai individu (intelektual, emosional, sosial, etika, dan perilaku). 

                Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen (pemangku pendidikan) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan ethos kerja seluruh warga sekolah/lingkungan. Di samping itu, pendidikan karakter dimaknai sebagai suatu perilaku warga sekolah yang dalam menyelenggarakan pendidikan harus berkarakter.

 

BAB III

PEMBAHASAN

 

A.      Konsep Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan guru, yang mampu mempengaruhi karakter peserta didik. Guru membantu membentuk watak peserta didik. Hal ini mencakup keteladanan bagaimana perilaku guru, cara guru berbicara atau menyampaikan materi, bagaimana guru bertoleransi, dan berbagai hal terkait lainnya.

Pendidikan karakter berpijak dari karakter dasar manusia, yang bersumber dari nilai moral universal (bersifat absolut) yang bersumber dari agama yang juga disebut sebagai the golden rule. Pendidikan karakter dapat memiliki tujuan yang pasti, apabila berpijak dari nilai-nilai karakter dasar tersebut. Menurut para ahli psikolog, beberapa nilai karakter dasar tersebut adalah: cinta kepada Allah dan ciptaann-Nya (alam dengan isinya), tanggung jawab, jujur, hormat dan santun, kasih sayang, peduli, dan kerjasama, percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah, keadilan dan kepemimpinan; baik dan rendah hati, toleransi, cinta damai, dan cinta persatuan. Pendapat lain mengatakan bahwa karakter dasar manusia terdiri dari: dapat dipercaya, rasa hormat dan perhatian, peduli, jujur, tanggung jawab; kewarganegaraan, ketulusan, berani, tekun, disiplin, visioner, adil, dan punya integritas. Penyelenggaraan pendidikan karakter di sekolah harus berpijak kepada nilai-nilai karakter dasar, yang selanjutnya dikembangkan menjadi nilai-nilai yang lebih banyak atau lebih tinggi (yang bersifat tidak absolut atau bersifat relatif) sesuai dengan kebutuhan, kondisi, dan lingkungan sekolah itu sendiri.

Berdasarkan grand design yang dikembangkan Kemendiknas (2010), secara psikologis dan sosial kultural pembentukan karakter dalam diri individu merupakan fungsi dari seluruh potensi individu manusia (kognitif, afektif, konatif, dan psikomotorik) dalam konteks interaksi sosial kultural (dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat) dan berlangsung sepanjang hayat. Konfigurasi karakter dalam konteks totalitas proses psikologis dan sosial-kultural tersebut dapat dikelompokkan dalam: Olah Hati (Spiritual and emotional development) , Olah Pikir (intellectual development), Olah Raga dan Kinestetik  (Physical and kinestetic development), dan Olah Rasa dan Karsa (Affective and Creativity development).

 

B.       Penguatan Karakter Peduli Lingkungan Melalui Kegiatan Memungut Sampah Selama Lima Menit

Pembudayaan karakter peduli lingkungan adalah penanaman dan penumbuhkembangan sikap atau watak untuk peduli terhadap lingkungan yang kita diami dengan bergai kegitan seperti membuang sampah pada tempatnya, mengadakan satu hari bersih sampah dan pembuatan jadwal menyapu di kelas (Surya, 2014). Faktor yang menjadi kendala pembudayaan sikap peduli lingkungan meliputi faktor lingkungan dan faktor hubungan anak dengan masyarakat. Untuk membiasakan anak selalu peduli terhadap lingkungan perlu pendidikan karakter ini dimulai dari lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Dengan pendidikan karakter peduli lingkungan ini anak mempunyai bekal pengetahuan tentang pentingnya menjaga lingkungan agar anak menjadi manusia yang sehat jasmani dan rohani.

Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk menguatkan karakter peduli lingkungan yaitu dengan kegiatan memungut sampah selama lima menit. Kegiatan ini cukup sederhana, diawali dengan siswa yang berkumpul bersama di lapangan sekolah. Kemudian siswa dibentuk kelompok-kelompok untuk menempati seluruh sudut sekolah. Setelah itu, bel panjang dibunyikan untuk semua siswa memungut sampah di sekitar mereka selama lima menit. Semua sampah yang telah diambil dikumpulkan dalam satu tempat.

Penguatan karakter peduli lingkungan dapat dibangung dari kegiatan ini. Setidaknya, siswa belajar untuk membersihkan lingkungan selama lima menit. Hasil dari kegiatan ini dapat dilihat dengan lingkungan yang semakin bersih dan bebas dari sampah berserakan. Melalui pembiasaan yang sederhana ini, siswa akan terbiasa untuk membuang sampah pada tempatnya. Dimulai dari hal yang sederhana, siswa akan terbiasa dengan kebiasaan-kebiasaan lain dan akan semakin peduli terhadap lingkungan.

 

BAB IV

PENUTUP

 

A.      Simpulan

Pendidikan karakter harus dimulai sejak dini dan dimulai dari sesuatu yang sederhana. Selain itu, semua pihak harus terlibat dalam penguatan pembetukan karakter seseorang, mulai dari lingkungan keluarga, tempat tinggal, dan juga sekolah sebagai rumah kedua seorang siswa.

B.       Saran

Adapun saran yang dapat disampaikan berdasarkan penjabaran makalah ini sebagai berikut.

1.      Orangtua dan guru harus sadar akan kebutuhan penguatan karakter seorang anak.

2.      Dukungan dari lingkungan sangat diperlukan agar karakter baik yang telah terbangun menjadi semakin kuat.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Sudrajat, Akhmad. 2010. Apa Pendidikan Karakter itu? https://akhmadsudrajat.wordpress.com. Diakses Pada Selasa, 29 Agustus 2018 Pukul 16.30 WIB.

Surya. 2014.  Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan. http://suryakandangan.blogspot.com. Diakses Pada  Sealasa, 29 Agustus 2018 Pukul 16.50 WIB.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar